Ibadah "Buha-Buha Ijuk" di Parapat

Pada hari Minggu (5 April 2015) umat Kristen merayakan hari kebangkitan Yesus Kristus dari maut yang disebut dengan Paskah. Begitu juga kami jemaat HKBP Parapat merayakannya dengan suka cita sejak matahari belum terbit. Ibadah subuh Paskah dilaksanakan untuk mengenang moment bangkitnya Yesus saat Minggu Subuh. HKBP sendiri memberi nama Ibadah subuh Paskah ini dengan sebutan Ibadah/Kebaktian "Buha-Buha Ijuk". "Buha-Buha Ijuk" ini adalah bahasa Batak Toba sebagai nama jam/waktu yang menunjukkan pukul 4 pagi (subuh).



Ibadah subuh Paskah yang kami sebut dengan Ibadah "Buha-Buha Ijuk" biasanya dilaksanakan di Gereja, tapi berbeda dengan jemaat HKBP Parapat untuk orang dewasa. Anak Sekolah Minggu HKBP Parapat melakukan ibadah di Gereja sedangkan yang lainnya melakukan ibadah di pekuburan Kristen HKBP Parapat yang disebut "Guluan". Pada saat pukul 04.30 WIB lonceng Gereja akan berdentang untuk membangunkan jemaat dan dalam waktu singkat jalanan sepi tiba-tiba akan berubah ramai oleh lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki.

Persiapan ibadah
Jemaat HKBP Parapat berangkat ke pekuburan Kristen "Guluan" untuk beribadah sekaligus mengenang moment saat Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus serta Salome berangkat ke kubur Yesus dan menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa Yesus bangkit dari kubur. Sebelum ibadah dimulai biasanya para jemaat menyalakan lilin di kuburan keluarganya masing-masing, setelah itu ikut bergabung ke bukit kecil tempat pusat ibadah. Sebahagian jemaat ada yang mengikuti kebaktian dengan duduk disamping kuburan keluarganya. Pekuburan yang sehari-harinya gelap gulita mendadak terang dan ramai.



Kebaktian ini diadakan di pekuburan bukan untuk tujuan sesat, tetapi banyak nilai-nilai yang dapat diambil dari moment ini. Selain untuk mengenang moment historis kebangkitan Yesus, kebaktian "Buha-Buha Ijuk" dilaksanakan di pekuburan ini untuk menghilangkan image bahwa kuburan itu adalah tempat angker. Kuburan adalah simbol untuk mengingatkan kita akan hari kematian (Memento Mori). Selain itu kebaktian "Buha-Buha Ijuk" ini juga mengisyaratkan bahwa Ibadah bisa dilakukan dimanapun, yang terpenting adalah hati dan ketulusan kita dalam melaksanakannya.



Opini ini adalah berdasarkan opini pribadi dengan mengesampingkan jika ada oknum-oknum yang bertindak sesat saat ibadah tersebut. Tidak bisa dipungkiri sebahagian orang mungkin saja ada yang meletakkan makanan yang menurut kepercayaannya untuk menyenangkan arwah dari orang yang sudah meninggal tersebut atau meminta kekuatan dari arwah orang yang sudah meninggal tersebut. Hal ini jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Gereja dan dilarang oleh ajaran agama Kristen. Hal ini juga selalu diingatkan oleh Pendeta saat renungan berlangsung.

Cuaca kota Parapat cukup cerah dan mendukung saat Ibadah "Buha-Buha Ijuk" ini berlangsung. Ibadah subuh Paskah (Buha-Buha Ijuk) HKBP Parapat ini berakhir sekitar pukul 06.00 WIB yang diakhiri dengan salam-salaman dan makan kue dan minum teh seadanya. Jemaat lalu pulang dengan suka cita ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan diri mengikuti ibadah Paskah di Gereja. 

Post a Comment for "Ibadah "Buha-Buha Ijuk" di Parapat"